Jumat, 29 Oktober 2010

SENJATA DAN PAKAINA LOREN APAKA: Pelindung …? Penyelamat …? Atau kah… Penganiaya, Pembunu dan sejenisnya …?


Coba kami pikirkan barang ini dua menit saja kemudian jawab dalam hati kita masing – masing. Sebab
Sejak integrasi cacat hukum mulai dari 1963 hingga kini negeri tercinta yang berlimpa ruah dengan madu dan susu ini telah dijadikan situs kekerasan yang tidak berpihak kepada PriKemanusiaan dan Prikeadilan. Satu buktinya video peyiksaan warga Papua yang tenga di bincang oleh LSM intenasional seperti ETAN, WPTA,ILWP, ICG dan Amerika juga meminta idonesia untuk selidiki Video Penyksaan.
Jadi TNI yang pegang senjata dan pakaina loren ini Pelindung, Penyelamat,atau Penganiaya,Pembunu Dll.
Video penyiksaan warga Papua kemaring merupakan satu bukti besar bahwa Indonesia telah gagal total untuk melindungi rakyat Papua. TNI harus sadar kalo kehadiranya hanya membawa malapetaka sistematis bagi rakyat Papua. Dan juga pembohongan public yang di lakukan oleh TNI kepada bangsa lain bahwa TNI dan masyarakat Papua itu baik – baik saja kini terbukti telah membuka mata bangsa-bangsa lain untuk mengetahui kalo senjata dan pakaian loren yang di kenakan oleh serdadu Indonesia hanya untuk meresakan rakyat Papua.

Salam Damai
By:(Mohamat Abdul Zadam).

Selasa, 23 Maret 2010

DEMO Masa Komite National Papua Barat (KNPB)



Demo secara besar – besaran yang di lakuakn oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) kamis 18 Maret 2010 kemaring dengan koalisi seluru organisasi perjuangan seperti: TPN/OPM,DeMAK,PDP,DAP,AMP,Front PEPERA, PARJAL,AMPTPI, FNPB,Otorita Papua Barat,Solideritas HAM dan Demokrasi, serta Toko Gereja dan Mama – mama Papua dengan ribuan volume masa demonstran siang kemarin menduduki kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua ( DPRP) di bawa coordinator lapangan Mako Tabuni dengan di pertanggungjawabkan oleh Ketua Umum Komite National Papua Barat( KNPB) Buchtar Tabuni yang kini sedang di tahan di Lembaga Penahanan Masyarakat ( LAPAS) Abepura .

Kosentrasi masa rakyat Papua dari semua basis di bagia atas dua kelomok jalur yaitu :1. Entrop, Abe, Sentani, Arso,Doyo dan Juklere. 2. Pasir II, Dok IV, Angkasa, Yapis dan Jayapura Kota yang mempunyai satu titik kumpul di Taman Imbi Jayapura Kota. Sementara itu ribuan masa dari Jalur 1 (satu) datang dengan mengunakan sembilan trek, satu mobil pengangkut peralatan deomnstasi dan ratusan speda motor yang dapat melumpukan jalan utama polimak – jayapura hinga jalan di kuasai oleh Rakyat Papua yang menuntut REFRENDUM, hingga semua kendaraan roda dua dan empat di alihkan untuk melalui jalur jayapura hamadi. Setela ribuan masa rakyat Papua tiba di polimak masa lebih memili untuk turun dari semua kendaraan dan berjalan kaki sambil teriak PAPUA MERDEKA – REFRENDUM YES – FREPORT TUTUP secara terus menerus sambil menuju titik temu ribuan aksi masa dari jalur dua yang dapat melumpukan kendaarn di kota Jayapura.

Setelah masa dari Abe, Arso, Sentani, Doyo dan Juklere bertemu dengan masa dari: Pasir II, Angkasa Dok IV, Dok II dan Kota Jayapura, maka ribuan masa Rakyat Papua Barat memaparkan Thema aksi yaitu :
“Rakyat Papua Menuntut REFRENDUM. Refrendum Yang Terbaik Bagi Bangsa Papua”
Dengan menaru gambar bendera Bntang Kejora disamping spanduk Thema. Ternyata Ribuan masa Rakyat Papua Barat di hadang oleh Anggota kepolisian POLRESTA Jayapura dengan di komandoi oleh Kabag Ops Polresta Jayapura AKP Dominggus Rumaropen SSos. Sementara masa di guyuri hujan dan Tim Negosiator Demonstrasi mengadakan negosiasi dengan para pimpinan kepolisian untuk tidak menghalangi rakyat papua yang mau berdemonstrasi. Setela ber bincang – bincang ternyata kepolisian RI mewakili bangsa Indonesia hanya menakuti gambar bendera bintang kejora yang di gunakan pada samping thema demonstrasi dan sebua spanduk. Sehingga Thema domonstrasi yang tertulis “Rakyat Papua Menuntut REFRENDUM. Refrendum Jalanerbaik Bagi Bangsa Papua” dengan sebua spanduk yang bergambar bendera bintang kejora disamping tulisan di tarik dan di tahan oleh anggota kepolisian POLRESTA Jayapura. Setela beberapa atribut demonstrasi berhasil di tahan oleh aparat kepolisian kota Jayapura maka masa rakyat Papua Barat di persilahkan masuk untuk menduduki kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) untuk menyampaikan aspirasi kepada para wakil rakyat untuk di tindak lanjuti kepada yang bersangkutan.

Dalam melaksanahkan demonstrasi semua oraganisasi pergerakan revolusi berhasil mengambil bagian untuk menyampaikan orasinya kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini DPRP. Berikut ialah seluru organisasi perjuangan yang menyampaikan orasinya kepada pemerintah Indonesia yaitu: TPN/OPM, DEMAK, PDP, DAP, AMP, FRONT PEPERA, PARJAL, AMPTPI, FNPB, OTORITA PAPUA BARAT, SOLIDERITAS HAM DAN DEMOKRASI, serta TOKO GEREJA DAN MAMA – MAMA PAPUA.

Dalam orasi seluru organisasi perjuangan, toko gereja dan mama – mama papua menyampaikan kepada pemerintah Indonesia/DPRP bahwa:

1. Rakyat Papua dengan tegas Menuntut REFRENDUM bagi rakyat Papua sebab referendum ialah solusi bari rakyat Papua.
2. Jangan lagi membahas tentang OTSUS, kesejahteraan atas jaminan osus dan lain – lain sebab otsus itu gula – gula manis hanya untuk segelintir elit local dan otsus suda gagal total.
3. Rakyat Papua menolak dengan tegas rencana dialog Papua - Jakarta yang bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sebab agenda dialog Papua - Jakarta ialah agenda NKRI yang mau berbicara demi kepentingan perut NKRI dan segelintir elit dan pejabat local Papua. Bukan agenda Rakyat Papua yang mau berbicara demi kepentingan segenap rakyat Papua secara universal.
4. Segera di tutup PT.Freport Indonesia yang mengeksploitasi kekayaan bangsa papua barat.
5. Segera di bebaskan seluru TAPOL/NAPOL Papua Barat yang sedang di tahan di lembaga penahana masyarakat (LAPAS).
6. Segera menarik militer di atas tanah Papua.

Setela selesai melakukan orasi oleh seluru organisasi perjuangan serta Toko Gereja dan Mama – Mama Papua sehingga Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) di tuntut utuk fasilitasi utusan rakyat Papua untuk membawa dan serahkan langsung Aspirasi rakyat Papua kepada Presiden Amerika Serikat, Husein Barack Obama dalam kunjungan kenegaraan pada pemerinta Indonesia. Maka pihak DPRP memili untuk diskusi secara tertutup dengan perwakilan KNPB di ruang kerja DPRP, sehingga diskusi tertutup menghasilkan komidmen DPRP dapat bertanggung jawab dan akan fasilitasi utusan rakyat papua untuk membawa dan memberikan langsung aspirasi Rakyat Papua kepada Presiden Amerika Serikat, Husein Barack Obama secepatnya.

Senin, 01 Maret 2010

Majelis Rakyat Papua menjadi penonton setia

Majelis Rakyat Papua yang di anggap sebagai lembaga independen yang berfungsi sebagai media representasi atau penyambung lida rakyat Papua kepada Pemerintah Pusat (Jakarta) telah lalai dalam menjalankan tugas, karena; satu dari sekian banyak kelalaian ialah MRP menjadi penonton setia yang menonton masyarakat Papua saling adu – mengadu dalam merebut 11 kursi DPRP atau 1¼ berdasarkan UU. OTSUS.NO. 21/2001. Bab.V. Bagian kedua, ayat 4.

Dalam kesempatan MRP tidak menjadi perekrut yang menghimpun dan mengusulkan 11 anggoota DPRP jata OTSUS, maka banyak komunitas masyarakat seperti; Barisan Merahputi atau anti revolusi mengambil kesempatan itu untuk memperjuangakan 11 kursi DPRP demi kepentingan kelompok mereka bukan kepentingan segenap rakyat Papua secara universal atau sampai rakyat Papua akar rumput. Di katakana anti revolusi karena segelintir pentolan yang menamai dirinya sebagai Barisan Merahputi merupakan kelompok berpadadikma ironi, terhadap segenap komponen rakyat Papua. Barisan merah puti di bentuk demi kepentingan misi Jakarta dan bersuara pun demi kepentingan Jakarta dengan tujuan untuk menjadi pengahambat ekpresi rakyat papua terhadap kekesalan mereka atas Pelanggaran HAM di Papua, genosida yang sedang melanda dll.

Karena kondisi 11 kursi DPRP suda tidak lagi di bicarakan oleh Majelis Rakyat Papua (MRP) maka secara tidak langsung tugas dan wewenang MRP suda di rebut oleh suatu kelompok yang sedang berupaya untuk mewujudkan 11 kursi DPRP tersebut. Karena MRP tidak menggangkat hak – hak dasar rakyata Papua sehingga; apa kata raktyat Papua??????????

Sedangkan mekanisme untuk mewujudkan 11 kursi DPRP jatah Otsu itu, harus di rebut oleh parati politik lokal provinsi papua dengan mengikuti ajang PEMILU Nasional bukan di berikan sebagai bingkisan khusus untuk segelintir orang Papua atau kelompok kepentingan. Hal ini harus di pikir baik – baik karena pembentukan Prtai Politik Lokal, benderah,lambing daerah dan lagu daerah serta repersentasikan hak – hak dasar kultural orang papua itu merupakan tugas dan wewenang Majelis Rakyat Papua (MRP). Bukan siapa – siapa.

Setelah otsus di berikan bagi rakyat Papua banyak elit politik Papua menjajnjikan rakyat Papua dengan akan memberikan jaminan social dan kesejahteraan rakyat Papua seprti:
- Pendidikan gratis dari sekolah dasar samapai perguruan tinggi.
- Pengobatan yang tidak di kenai biaya.
- Dll.
Yang sangat gila lagi janji – janji manis yang keluar dari mulut elit politik lokal kepada rakyat Papua seperti pembangunan jalan tol, jalan raya wamena – jayapura akan di banguna kembali, anak super pintar papua akan di kirim ke luar negeri untuk di sekolahkan dll. Ini semuanya mimpi pada siang hari! Kenapa? Mana realitasnya infrastruktur yang di bangun????????.

Jadi :ORANG PAPUA JANGAN TIPU ORANG PAPUA.

Itu pesan anak bangsa..

Wa'Salam………………………………

Senin, 22 Februari 2010

Lucky Dube

Lihat sebua konser terbesar Lucky Dube dan personil